Harga KOI protocol

KOI protocol adalah mata uang kripto yang diluncurkan pada tahun 2024 di blockchain Ethereum. Tujuannya adalah untuk menciptakan jaringan konsumen-AI yang menghubungkan lebih dari 3 miliar pengguna global di X (Twitter). Fitur utama KOI protocol meliputi: - Simbol token: KOAI - Harga saat ini: Rp9.44 - Kapitalisasi pasar: Rp9.44B - Pasokan yang beredar: 1B KOAI - Total pasokan: 1B KOAI - Volume perdagangan 24 jam: Rp951.31M KOI protocol menggunakan standar token ERC-20 di Ethereum. Tujuannya adalah memanfaatkan kecerdasan buatan untuk meningkatkan pengalaman dan interaksi pengguna di platform media sosial, khususnya X. Proyek ini berupaya menciptakan ekosistem di mana alat berbasis AI dapat diintegrasikan secara mulus ke dalam jejaring sosial. Sejak peluncurannya, KOI protocol telah mengalami pergerakan harga yang signifikan: - Harga tertinggi sepanjang masa: Rp301.6 (27 September 2024) - Harga terendah sepanjang masa: Rp0.1623 (24 Oktober 2024) - Perubahan harga 24 jam: +0.5% Per 2025-06-30, KOI protocol berada di peringkat #3310 di antara semua mata uang kripto berdasarkan kapitalisasi pasar. Proyek ini mempertahankan kehadiran aktif di media sosial, terutama Twitter, untuk berinteraksi dengan komunitasnya dan berbagi pembaruan tentang kemajuan pengembangan.

KOI protocol diciptakan pada 26 September 2024. Diluncurkan sebagai token ERC-20 di blockchain Ethereum, bertujuan untuk menghubungkan lebih dari 3 miliar pengguna global melalui jaringan konsumen-AI yang terintegrasi dengan X (sebelumnya Twitter). Sejak awal, KOI protocol telah mendapatkan daya tarik di dunia kripto, saat ini menempati peringkat 3310 di antara semua mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp9.44B. Total pasokan token dibatasi pada 1B KOAI, dengan 1B KOAI saat ini beredar. Meskipun mengalami volatilitas, KOI protocol mencapai harga tertinggi sepanjang masa sebesar Rp301.6 pada 27 September 2024, tidak lama setelah peluncurannya.

Para pendiri KOI protocol tidak diungkapkan secara publik. KOI protocol diluncurkan pada September 2024 sebagai jaringan AI-konsumen yang bertujuan untuk menghubungkan lebih dari 3 miliar pengguna global di X (Twitter). Meskipun individu spesifik di balik proyek ini tetap anonim, tim telah berfokus pada pengembangan KOI protocol sebagai token ERC-20 di blockchain Ethereum. Tujuan proyek ini adalah memanfaatkan kecerdasan buatan untuk meningkatkan pengalaman dan interaksi pengguna di platform media sosial, dimulai dengan Twitter. Untuk informasi terbaru tentang tim KOI protocol dan perkembangan proyek, pihak yang tertarik dapat mengikuti akun Twitter resmi mereka @koi_protocol atau mengunjungi situs web resmi di koiprotocol.com.

KOI protocol beroperasi sebagai jaringan AI-konsumen di blockchain Ethereum, menggunakan standar token ERC-20. Tujuannya adalah menghubungkan lebih dari 3 miliar pengguna global di X (Twitter) melalui ekosistem berbasis AI-nya. Fitur utama KOI protocol meliputi: 1. Utilitas Token: Token KOAI digunakan untuk tata kelola, staking, dan mengakses layanan jaringan. 2. Kontrak Pintar: Kontrak pintar berbasis Ethereum mengelola transaksi token dan operasi jaringan. 3. Integrasi AI: Protokol ini memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan interaksi pengguna dan kurasi konten di platform media sosial. 4. Tokenomics: KOI protocol memiliki total pasokan 1B KOAI token, dengan 1B KOAI saat ini beredar. 5. Kinerja Pasar: Per tanggal 2025-06-30, KOAI diperdagangkan pada harga Rp9.44 dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp9.44B. 6. Tata Kelola: Pemegang token dapat berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan untuk pengembangan jaringan. 7. Pertumbuhan Ekosistem: Proyek ini berfokus pada perluasan basis pengguna dan pengembangan fitur baru berbasis AI untuk integrasi media sosial. Dengan menggabungkan teknologi blockchain dan kemampuan AI, KOI protocol bertujuan untuk merevolusi interaksi media sosial dan menciptakan jaringan AI-konsumen yang terdesentralisasi.

KOI protocol dibangun di atas blockchain Ethereum sebagai token ERC-20. Arsitektur teknisnya memanfaatkan keamanan dan fungsionalitas jaringan Ethereum, memungkinkan kemampuan kontrak pintar dan integrasi yang mulus dengan aplikasi terdesentralisasi (dApps). KOI protocol menggunakan implementasi ERC-20 standar, memastikan kompatibilitas dengan berbagai dompet dan bursa yang mendukung token berbasis Ethereum. Total pasokan KOI protocol dibatasi pada 1B KOAI, dengan 1B KOAI saat ini beredar. Arsitektur ini memungkinkan KOI protocol untuk mendapatkan manfaat dari infrastruktur Ethereum yang kuat sambil mempertahankan utilitasnya yang unik dalam ekosistem protokol KOI, yang bertujuan untuk menghubungkan lebih dari 3 miliar pengguna global melalui integrasi AI-konsumen di platform media sosial seperti X (sebelumnya Twitter).

Masa depan KOI protocol terlihat menjanjikan, dengan roadmap ambisius yang berfokus pada perluasan jaringan AI-konsumen di X (Twitter). Tonggak utama meliputi: 2025: Meningkatkan kemampuan AI dan pengalaman pengguna 2026: Memperluas kemitraan dengan merek dan influencer terkemuka 2027: Meluncurkan fitur canggih untuk kreator konten dan pemasar 2030: Mencapai 100 juta pengguna aktif di platform Tim KOAI bertujuan untuk merevolusi keterlibatan media sosial melalui interaksi berbasis AI. Pada 2030, mereka memproyeksikan untuk mencapai harga Rp21.14, mencerminkan potensi pertumbuhan yang signifikan. Tujuan jangka panjang meliputi: - Mengembangkan ekosistem AI terdesentralisasi - Berintegrasi dengan platform sosial lainnya - Menerapkan tokenomics canggih untuk memberi penghargaan kepada peserta aktif Dengan pendekatannya yang inovatif dalam menggabungkan AI dan media sosial, KOI protocol diposisikan untuk menjadi pemain utama dalam ruang Web3, berpotensi mencapai Rp40.99 pada 2035. Seperti biasa, investor harus melakukan penelitian mereka sendiri dan tetap mengikuti perkembangan proyek.